22 Agustus 2010

Hobby: Falling in Love with Transformers


Siapa yang tidak kenal Transformers, produk mainan action figure berupa robot super yang bisa berubah-ubah bentuk dan menjadi booming setelah dibuat film-nya. Berikut kisah Mr. Taufik Yoga, salah satu penghobi action figure Transformers ini.

Awal mula ketertarikan Taufik pada dunia Transformers diawali dari serial film kartunnya di era akhir tahun 80-an. Saat itu Taufik kecil pastinya belum mampu membeli mainannya sendiri dan kalaupun minta ortu pastinya gak mungkin dibeliin. Hingga pada masa SMP sempat membeli mainan Transformers yang bisa digabung dan itupun sudah lumayan mahal untuk ukuran di masa itu.

Berlanjut ke masa-masa kuliah, juga sempat beli Transformers yang bisa digabung tapi dengan harga yang relatif murah (Rp 59.000) dan kualitas KW. Maklum belum punya modal, pun Transformers di kala itu masih terbatas. Jadi untuk mencari koleksinya di pasaran juga susah.

Pernah waktu KKL ke Singapura, Taufik dan beberapa teman mencari koleksi di toko-toko Singapura tapi tidak mendapatkan hasil. Setelah kejadian itu, Taufik belum terpikir lagi untuk membeli mainan Transformers hingga Transformers The Movie 2007 (TFTM) muncul. TFTM memang memberi dampak yang cukup besar bagi orang untuk lebih mengenal Transformers, karena sebelumnya hanya kalangan tertentu yang tahu tentang Transformers. Dengan adanya TFTM, penggemar Transformers tidak hanya dari kalangan anak-anak, tapi juga merambah ke kalangan orang dewasa. Jadi Hasbro dan Takara Tomy selaku produsen mainan mengeluarkan versi action figure yang lebih menyerupai aslinya daripada sekedar mainan anak-anak biasa.

Taufik baru memulai kembali hobi koleksi mainan Transformers setelah film kedua Revenge of The Fallen (ROTF) muncul pada bulan Juni 2009. Mainan ROTF lebih akurat menyerupai figure di film daripada mainan TFTM karena perkembangan teknologi pembuatan mainan yang telah berkembang pesat.


Figure pertama yang dia beli adalah Optimus Prime leader class yang paling tinggi akurasi & presisinya dibanding class yang lain. Urutan class mainannya adalah dari yang kecil: Legend Class, Scout Class, Deluxe Class, Voyager Class, Leader Class dan Supreme Class. Figur-figur tersebut dibuat hanya di class tertentu saja, misalnya untuk Optimus Prime hanya ada di Leader Class, Voyager Class, dan Legend Class.


Setelah Optimus Prime, Taufik membeli Deluxe Class Bumblebee dan berikutnya dari kalangan lawan (Decepticon) yaitu The Fallen & Starscream. Sejak saat itu menjadi "ketagihan" dan terus berkembang sampai sekarang jumlahnya ada sekitar 60 buah, atau setara 20juta rupiah. Semua itu diawali atas keinginan sendiri dan bukan dorongan (racun) dari orang lain.

Koleksi favorit Taufik tentu saja Buster Optimus Prime yang merupakan penyempurnaan dari produk sebelumnya. Dia suka karakter Optimus Prime yang berwibawa, mempunyai leadership yang kuat, berani berkorban dan heroik. Selain itu action figure-nya juga paling keren menurutnya.

Ada pengalaman menarik saat hunting koleksi. Waktu itu salah satu toko di daerah Kelapa Gading memasok Bumblebee jenis Human Alliance loose (tanpa dus) dengan harga yang sangat miring, sekitar 250 ribu. Padahal harga ritel lengkap dengan dusnya kira-kira sekitar 800ribu. Selain itu toko biasanya hanya memasok jenis itu dalam jumlah sangat terbatas, hanya 3 buah. Taufik pertama kali mendapat info langsung meluncur mengambil barang itu, 1 untuk koleksi pribadi dan 2 lagi titipan teman kantor. Orang lain yang datang belakangan terpaksa gigit jari karena tidak kebagian. Sampai saat ini, belum ada lagi pasokan Bumblebee Human Alliance loose yang murah meriah seperti saat itu.

Tips dari Taufik buat rekans yang ingin memulai koleksi Transformers ini adalah cobalah untuk fokus pada lini produk tertentu. Karena kalau tidak fokus akan butuh modal yang besar, kecuali Anda seorang Heavy User. Lini produk yang lain ada Generation 1 (G1), Generation 2 (G2), Beast War (transform to animal), Animated, Universe/Henkei, Armada, Energon, Classics, Crossover, Disney Label, Cybertron, Robots in Disguise, dan Kiss Player. Taufik sendiri mulai fokus di lini produk movie.


Tips kedua agar terus update dan tidak ketinggalan informasi seputar Transformers, rekans bisa ikut bergabung dengan forum TF-Indonesia yang beranggotakan para penggemar Transformers. Kegiatan club ini antara lain melakukan gathering, mengadakan pameran koleksi dan ikut mensukseskan penjualan produknya baik yang dijual anggota forum maupun dari toko-toko yang direkomendasikan. Dengan bergabung di forum tersebut, member dapat mempunyai referensi penjual produk yang terjangkau dengan kualitas yang sama dengan produk yang dijual toko-toko ritel, bahkan bisa dapat yang lebih bagus dengan harga yang jauh lebih murah dari harga ritel (Syam Wasito).

09 Agustus 2010

Kuliner: Sate Maranggi


Sudah mulai bosan dengan menu sate yang itu-itu saja? Sudah pernah mencoba Sate Maranggi? Itu lho Sate Daging Sapi khas Jawa Barat yang bercita rasa manis-asem-pedas ala Nano-Nano :)

Buat Anda yang tinggal di kawasan Cibubur, ada baiknya mampir di "Rumah Sate 25" - sebuah rumah makan sederhana yang terletak di pinggir jalan Cimatis-Kalimanggis. Tepatnya bila Anda berkendara dari Jalan Alternatif Transyogie, ikuti jalan kecil di samping Plaza Cibubur ke arah Cimanggis. Setelah Anda ketemu SD Quantum Indonesia, mulai kurangi kecepatan karena "Rumah Sate 25" ini berada hanya beberapa ratus meter di sisi kanan jalan.

Spesial Menu yang disajikan tentu saja Sate Maranggi, Gurami Cobek, aneka pepes dan sayur asem. Cobain deh pepes tahu dan pepes ayam-nya. Wow...sedap nian. Harganya pun pasti tidak mahal. Seporsi sate Maranggi isi sepuluh tusuk dibandrol hanya Rp 17.500,-, demikian pula menu lainnya semuanya dibawah Rp 15.000,-/porsinya. Setiap tusuk Sate Maranggi ini berisi 2 iris daging sapi bumbu kecap dan seiris lemak di tengahnya.


Tempat makannya lumayan orisinil, serba dari bambu - yang dimodel panggung-panggung kecil untuk lesehan. Ada 2 lantai tempat makan yang disediakan. Sayangnya, tempat parkir hanya muat untuk 2 mobil dan bila malam tiba agak gelap di dalam + nyamuk :)
Jadi bila Anda kepincut untuk mencoba, tapi pengen tetap nyaman makannya (khususnya di malam hari), mungkin membeli dengan opsi bungkus (take away) akan lebih pas.

(oleh Sales Serambi)