27 Februari 2010

Travel: G.H Universal Hotel - Bandung



Dalam kesempatan mengikuti sebuah workshop dan product knowledge di Bandung, di undangan tertulis bahwa acara di gelar di G.H Universal Hotel. Rekans yang biasa mondar-mandir Jakarta-Bandung pun bertanya-tanya, nih Hotel di sebelah mananya Bandung ye?

Mobil jemputan membawa kami naik ke arah Lembang. Tidak beberapa jauh setelah Terminal Ledeng, ternyata Grand Hotel Universal berada di sebelah kanan jalan, atau tepatnya di Jl. Dr. Setiabudhi No.376 Bandung.


Wow...atmosphere hotel baru berbintang 5 ini memang Beda. Ketika baru mendarat di lobby hotel, dibelakang terpampang bangunan modern namun bernuansa Renaissance plus kolam renang biru jernih di jantung plaza-nya. Tanpa ba-bi-bu lagi, segera saya ambil fotonya pakai ponsel dan send ke beberapa rekan. Walhasil, komentar pun segera bermunculan...wah lagi di Eropa ya Bro? Di kota mana nih? Paris atau Budapest? Hehehe. Yup betul, its Paris van Java.

Setiap detil arsitektur, baik interior maupun eksterior memang Europe banget deh. Apalagi dimana-mana terdengar lamat-lamat musik classic dari segala sisi dalam hotel.


Saya dan seorang rekan kebagian kamar ukuran Double Queen yang terdiri atas 2 tempat tidur twin. Rate-nya sekitar 1,7juta per malam. Worth to try deh guys, ok juga buat refreshing and ganti suasana.

Makan pagi seperti hotel lainnya disajikan dengan buffet. Standar sarapan eropa dipadu sedikit makanan lokal macam bubur Ayam (dan ada juga Gudeg!). Makan siangnya juga taste Good. Employee nya ramah. Dan kebanyakan tamunya justru adalah business people, kelihatannya dari berbagai instansi yang sedang ada pelatihan di Bandung dan sekitarnya.

Oh ya, hotel ini katanya juga menyediakan paket Honeymoon dan juga seringkali dipakai sebagai lokasi foto Pre-Wedding. Untuk info lebih lanjut, monggo aja telpon ke 022-201-0388 atau email: info@ghuniversalhotel.com

Selamat berfoto, eh selamat menginap.

(Syam Wasito)

Lowongan Kerja: Operator Digital Printing


Dibutuhkan segera : 1 Orang Operator Digital Printing

Persyaratan:
1. Pria, berusia 20 – 25 th
2. Pendidikan D1 Komputer / SMK Informatika
3. Tidak buta warna
4. Ramah dan berjiwa melayani
5. Rajin, Kreatif dan memiliki jiwa seni
6. Berdomisili di wilayah Bogor

Bagi anda yang memiliki saudara, teman , tetangga yang sedang mencari pekerjaan di wilayah Bogor, silahkan kirim CV ke goodedwis@gmail.com

26 Februari 2010

Dari Hati: Click


Mari bicara tentang film. Pastinya hampir setiap orang punya film favorit.

So, what is your favourite one?

Once upon the time - saat saya masih kuliah di Jogja, sempat booming film India modern "Kuch Kuch Hota Hai" (artinya: Something Happen) yang diperankan dengan apik oleh aktor Shah Rukh Khan dan Kajol, salah seorang teman satu kost saya dengan yakin bilang kalau "Ini film favorit gue"...
Hehehe, dan memang tidak salah - karena semenjak dia beli VCD bajakannya film ini (maklum mahasiswa, sangunya pas-pasan) , dia sudah menontonnya tidak kurang dari 17 kali. Wow...film bollywood yang durasinya super panjang...kebayang deh capeknya pantat :)

Kalau saya sangat suka movie yang bersifat kolosal dan penuh hingar bingar macam Band of Brothers, Lord of The Ring dan pastinya Star Wars serta banyak lagi. Dari sekian banyak tadi, terselip satu judul yang "beda" temanya.

Film "Click" yang dibintangi oleh Adam Sandlers (dan Kate Beckinsale). Saya menontonnya baru 5x saja hehehe, dan itupun not in purpose. Saya cenderung menyalahkan channel TV Star World yang ikut andil akan hal ini, karena memutar film yang sama berulang-ulang. Udah gitu kok ya tetep saya tonton :) Salah sendiri nDak langganan Star Movie yang lebih banyak pilihannya ya.

"Click" bercerita tentang seorang family man dan juga adalah seorang arsitek yang workaholic.
Bagaimana usaha Adam Sandlers mencapai puncak kariernya di kantor dengan mengorbankan segala hal yang related dengan urusan keluarganya. Dari hubungan suami-istri yang mulai terasa hambar, anak-anak yang selalu dijanjikan hadiah dari sang Ayah (tapi tidak pernah ditepati), kedua orang tua yang mulai jompo dan melakukan hal-hal membosankan, hingga hewan peliharaan yang selalu bikin ulah.


Untuk melalui segala hal tersebut, dia punya remote control ajaib yang sewaktu-waktu tinggal pencet tombol "Fast Forward", dan Click! maka segalanya akan berlalu dengan lebih cepat. Bahkan sekedip mata. Sang tokoh sentral dalam film ini hanya fokus pada pekerjaannya, bikin desain arsitek dan memenangkan tender.

Sesaat setelah dia meraih puncak kariernya, dia baru sadar bahwa selama ini dia telah melewatkan seluruh kehangatan yang ada dalam sebuah keluarga. Istrinya yang minta cerai dan menikah kembali dengan pria pendek & gendut yang suka memakai celana Speedo. Anak-anak yang telah tumbuh dewasa. Dan Ayahnya yang telah meninggal dunia.

Semuanya terlambat sudah. Dia tak bisa lagi memencet tombol "Rewind" pada remote control-nya.

Ada dua adegan favorit saya dalam film ini (dan selalu saja mata saya berkaca-kaca ketika sampai pada bagian ini):

Pertama, ketika sang lakon membentak dan mengacuhkan ayahnya yang renta yang mengunjunginya di kantor dan mengajaknya sekedar makan di luar - padahal itu adalah saat-saat terakhir dia dapat bertemu sang ayah.

Kedua, saat sang lakon yang sedang sakaratul maut di rumah sakit dengan berbagai selang infus dan oksigen - berusaha keras menyusul anak laki-lakinya yang baru saja menikah. Dia mengejar si anak hingga jatuh tersungkur ditengah guyuran hujan deras, hanya untuk mengingatkan si anak agar mengutamakan keluarga dan tidak mengulangi kesalahan yang sama dengan dirinya.

Rekans, sebelum semuanya terlambat - sempatkan saat ini juga disela-sela kesibukan kerjamu untuk sekedar say "Hai" pada istri dan anak-anak di rumah. Sempatkan sesekali sekedar menyapa dan menanyakan kabar kedua orang tua. Dan luangkan lebih banyak waktu buat mereka di akhir pekan. Ingat ya, buat siapa sih kita bekerja dan banting tulang??


Ehm...jangan sampai hidup kita jadi film fiction comedy yang sedih...

(Syam Wasito)


19 Februari 2010

Dari Hati: To Take and To Give


Pernahkah rekans merasa ada seseorang yang dalam hidupnya selalu “merepotkan” kehidupan rekans?
Yaitu orang-orang yang selalu meminta tolong, meminta bantuan, sehingga membuyarkan rencana-rencana kita, bahkan merusak hari-hari kita - dengan tumpukan permintaan tolong mereka - atas hal-hal yang mereka tidak dapat kerjakan sendiri, hingga pada akhirnya hal-hal tersebut menjadi “tugas tambahan” bagi kita.

Jika rekans menjawab “Ya”, bagaimana rekans menyikapinya?

Dulu sewaktu di SMP di Surabaya, saya seringkali mendengar kalimat “to take and to give” dari Ibu Wido, guru mata pelajaran PMP sekaligus wali kelas. Beliau selalu mengingatkan bahwa tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Memberi is much better than meminta.

Kembali ke pertanyaan di atas, menurut saya orang-orang yang hobinya “ngerepoti” kita ini sebenarnya sangat berjasa lho pada kita. We have to thank them for all of this stuff.

Kenapa?
Karena mereka adalah ladang “pahala” bagi kita, asalkan…di saat kita membantu - mengatasi kerepotan mereka ini - disertai dengan keikhlasan. Ikhlas hanya mengharap ridho-Nya, bukan pamrih yang lain – misalnya anggapan bahwa kita menanam budi atau menabung “pertolongan” pada mereka dengan harapan someday nih mereka juga akan membantu kita disaat kita juga sedang mengalami “kerepotan” dan perlu pertolongan balik dari mereka.

Ini pikiran yang kurang pas. Sebab belum tentu mereka dapat atau mampu membantu kita – disaat kita perlu. Alih-alih pahala, malahan sakit hati yang akan kita dapati.

Yuk, mari berlapang dada menghadapi “ladang pahala” kita ini…


Have a fabulous Friday, Everyone!

(Syam Wasito)

01 Februari 2010

Dari Hati: Nomor 2 di Dunia, Nomor 1 di Ruang Angkasa!


Pada weekend minggu lalu saya berkesempatan untuk mengikuti suatu event Product Knowledge di Kota Bunga - Bandung. Ada satu hal yang cukup menarik pada acara yang digelar salah satu perusahaan raksasa IT ini. [Disclaimer: Swear ini bukan commercial things atau iklan lho ya, sekedar sharing informasi saja].

Si empunya acara menjelaskan salah satu line of product-nya di bidang Networking yang bernama ProCurve. Jujur saja, saya belum pernah mendengar nama ini sebelumnya - karena selama ini sudah cukup familiar dengan si Raja Networking "C". Dan si presenter menjelaskan bahwa product ProCurve ini adalah nomor 2 di dunia, TAPI nomor 1 di ruang angkasa!! Hah!? kok bisa begitu? Ternyata ProCurve ini sudah berdiri sejak tahun 2000 dan banyak konsentrasi pada product Switch. Dan katanya sih, dia berani memberikan lifetime warranty untuk produk-produknya. Saya sempat tanya, kok bisa berani kasih garansi seumur hidup gitu ya? Kata mereka sih, selama ini yang sering problem "cuma" fans dan power supply saja. Jadi mereka cukup pede ambil langkah ini.

Lalu kenapa dia nomor 2 di dunia?
Seperti yang telah diduga, coba tengok Magic Quadrant Gartner (April 2009) untuk Enterprise LAN (Global), si ProCurve ini satu langkah di belakang sang Raja.

Lalu kenapa dia nomor 1 di luar angkasa?
Nah fakta ini yang coba saya Googling, pada news release tertanggal 23 May 2007, sang induk perusahaan memenangkan contract dari NASA selama 7 tahun. Dan pastinya, sang induk perusahaan ini akan menggunakan semua line of product-nya untuk mensupport project ini, termasuk menggunakan switch ProCurve untuk project-project NASA baik di muka bumi maupun di ruang angkasa (tepatnya di International Space Station - Columbus Module).

Hehehe ada-ada saja ya! But at least, patut diacungi jempol kejujurannya untuk mengakui bahwa mereka nomor 2. Tidak seperti Kecap yang semuanya nomor 1. So, mari jadi pribadi yang jujur - agar selalu menjadi nomor 1 di mata Sang Maha Melihat, both di dunia dan akhirat.
(Syam Wasito)


Picture: http://www.historicalstockphotography.com/