27 Agustus 2008

Travel: Hongkong & Budaya Lalu Lintas




Secara umum, mobil-mobil di HK tidaklah lebih bagus daripada di Jakarta. Selain itu, motor juga jarang banget disini. Itu pun mayoritas jenisnya adalah skutik alias scooter matic. Dan karena kota yang kecil, maka orang akan berpikir berkali-kali untuk memiliki kendaraan pribadi. Bayangkan saja bensin di SPBU (mayoritas Shell punya) harganya HKD 16/liter. Belum lagi ongkos parkir yang mencapai HKD 30/jam. Wow!!



Pilihan kendaraan umum cukup beragam, ada taxi, Double Decker (bis tingkat) juga MTR (kereta cepat). Taxi-nya pun menurut saya masih lebih cool taxi-taxi di Indonesia. Di HK taxi-nya seragam (Toyota Crown), dan hanya ada satu warna saja yaitu merah. Lucunya disini sopir taxinya malah tidak seragam bajunya. Malah ada yang nyetir sambil pakai TShirt dan celana boxer doang :)




Kalau lihat double decker-nya, jadi ingat masa kecil di Surabaya dulu waktu lagi musim bis tingkat warna abu-abu jurusan Aloha - Waru Sidoarjo. Bedanya disini, driver bisnya banyak juga yang kaum perempuan. Demikian pula mobil-mobil besar pengangkut cargo di Airport-nya. Kalau di Jakarta kan banyak juga driver busway yang cewek.

Hal lain yang menarik perhatian saya, di HK jarang sekali terdengar orang yang pencet klakson. Hmm...Setelah coba saya amati, mobil dan motor hanya berhenti sebentar, so kendaraan yang di belakangnya jadi sabar menunggu.


Masyarakat HK lumayan disiplin untuk urusan menyeberang jalan. Di tiap zebra cross, ada semacam audio pilot yang memandu orang menyeberang jalan. Nit...nit...nit.. semakin cepat berbunyi artinya pejalan kaki harus semakin cepat jalannya karena sebentar lagi lampu akan menyala hijau dan giliran mobil-mobil mulai jalan lagi.



Wah, pas lagi asyik mengamati budaya masyarakat HK dalam ber-lalu lintas, tiba-tiba saya rasakan terpaan angin yang terasa basah seperti ada cipratan air hujan. Oalah, ternyata cuma "hujan lokal". Ya, hujan lokal ini akan banyak kita jumpai di sepanjang trotoar dan asalnya dari tetesan outdoor AC yang "kurang" terawat dari flat-flat di daerah "kumuh"nya HK.



(to be continued…) Syam Wasito

Related Posts by Categories



Widget by Hoctro | Jack Book

Tidak ada komentar:

Posting Komentar