26 Februari 2010

Dari Hati: Click


Mari bicara tentang film. Pastinya hampir setiap orang punya film favorit.

So, what is your favourite one?

Once upon the time - saat saya masih kuliah di Jogja, sempat booming film India modern "Kuch Kuch Hota Hai" (artinya: Something Happen) yang diperankan dengan apik oleh aktor Shah Rukh Khan dan Kajol, salah seorang teman satu kost saya dengan yakin bilang kalau "Ini film favorit gue"...
Hehehe, dan memang tidak salah - karena semenjak dia beli VCD bajakannya film ini (maklum mahasiswa, sangunya pas-pasan) , dia sudah menontonnya tidak kurang dari 17 kali. Wow...film bollywood yang durasinya super panjang...kebayang deh capeknya pantat :)

Kalau saya sangat suka movie yang bersifat kolosal dan penuh hingar bingar macam Band of Brothers, Lord of The Ring dan pastinya Star Wars serta banyak lagi. Dari sekian banyak tadi, terselip satu judul yang "beda" temanya.

Film "Click" yang dibintangi oleh Adam Sandlers (dan Kate Beckinsale). Saya menontonnya baru 5x saja hehehe, dan itupun not in purpose. Saya cenderung menyalahkan channel TV Star World yang ikut andil akan hal ini, karena memutar film yang sama berulang-ulang. Udah gitu kok ya tetep saya tonton :) Salah sendiri nDak langganan Star Movie yang lebih banyak pilihannya ya.

"Click" bercerita tentang seorang family man dan juga adalah seorang arsitek yang workaholic.
Bagaimana usaha Adam Sandlers mencapai puncak kariernya di kantor dengan mengorbankan segala hal yang related dengan urusan keluarganya. Dari hubungan suami-istri yang mulai terasa hambar, anak-anak yang selalu dijanjikan hadiah dari sang Ayah (tapi tidak pernah ditepati), kedua orang tua yang mulai jompo dan melakukan hal-hal membosankan, hingga hewan peliharaan yang selalu bikin ulah.


Untuk melalui segala hal tersebut, dia punya remote control ajaib yang sewaktu-waktu tinggal pencet tombol "Fast Forward", dan Click! maka segalanya akan berlalu dengan lebih cepat. Bahkan sekedip mata. Sang tokoh sentral dalam film ini hanya fokus pada pekerjaannya, bikin desain arsitek dan memenangkan tender.

Sesaat setelah dia meraih puncak kariernya, dia baru sadar bahwa selama ini dia telah melewatkan seluruh kehangatan yang ada dalam sebuah keluarga. Istrinya yang minta cerai dan menikah kembali dengan pria pendek & gendut yang suka memakai celana Speedo. Anak-anak yang telah tumbuh dewasa. Dan Ayahnya yang telah meninggal dunia.

Semuanya terlambat sudah. Dia tak bisa lagi memencet tombol "Rewind" pada remote control-nya.

Ada dua adegan favorit saya dalam film ini (dan selalu saja mata saya berkaca-kaca ketika sampai pada bagian ini):

Pertama, ketika sang lakon membentak dan mengacuhkan ayahnya yang renta yang mengunjunginya di kantor dan mengajaknya sekedar makan di luar - padahal itu adalah saat-saat terakhir dia dapat bertemu sang ayah.

Kedua, saat sang lakon yang sedang sakaratul maut di rumah sakit dengan berbagai selang infus dan oksigen - berusaha keras menyusul anak laki-lakinya yang baru saja menikah. Dia mengejar si anak hingga jatuh tersungkur ditengah guyuran hujan deras, hanya untuk mengingatkan si anak agar mengutamakan keluarga dan tidak mengulangi kesalahan yang sama dengan dirinya.

Rekans, sebelum semuanya terlambat - sempatkan saat ini juga disela-sela kesibukan kerjamu untuk sekedar say "Hai" pada istri dan anak-anak di rumah. Sempatkan sesekali sekedar menyapa dan menanyakan kabar kedua orang tua. Dan luangkan lebih banyak waktu buat mereka di akhir pekan. Ingat ya, buat siapa sih kita bekerja dan banting tulang??


Ehm...jangan sampai hidup kita jadi film fiction comedy yang sedih...

(Syam Wasito)


Related Posts by Categories



Widget by Hoctro | Jack Book

Tidak ada komentar:

Posting Komentar